Komisi V Dorong Pembangunan Bandara di Bali Utara Segera Terealisasi
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat MemimpinTim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Bali, Senin (14/12/2020). Foto : Runi/mr
Provinsi Bali sudah seharusnya memiliki infrastruktur yang baik dalam menunjang kegiatan pariwisata dan wisatawan yang berkunjung. Hal ini guna memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara, salah satunya akses transportasi menuju dan dari Bali.
Untuk itu Komisi V DPR RI mendorong pembangunan bandara baru di kawasan Bali utara yang rencananya akan dibangun di Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, untuk segera direalisasikan. Pasalnya pembangunan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat luas, apalagi proyek ini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengungkapkan hgal tersebut saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, BMKG, dan Basarnas, di Bali, Senin (14/12/2020).
“Saya meminta peran serta pemerintah provinsi, upaya-upaya dalam mengatasi masalah sosial terutama dalam pembebasan lahan dan lain-lainnya, (untuk) segera bisa terselesaikan. Agar pembangunan (bandara) tersebut segera terlaksana dan selesai sesuai target yang dicanangkan,” kata politisi Partai Gerindra itu.
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, bahwasanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam hal mendukung sektor pariwisata di Bali, tentu harus melihat infrastruktur yang memadai serta memberikan rasa nyaman dan aman kepada wisatawan. “Dengan memberikan rasa nyaman dan aman, tentunya kapasitas pengunjung akan meningkat. Saya rasa ini bagus karena dapat memberikan pemasukan bagi negara dalam sektor pariwisata,” harap Iwan.
Pendapat yang sama disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Bambang Suryadi. Ia menilai dengan kondisi traffic di Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar saat ini, memang sudah seharusnya ada pembangunan bandara baru. Hal itu pun diungkapkan Gubernur Bali, dimana kepadatan lalu lintas Bandara Ngurah Rai pada saat akhir pekan ataupun puncak libur memang sangat menggangu.
“Saya pernah mengalami sendiri harus menunggu dan berputar di udara kurang lebih satu sampai satu setengah jam untuk mendarat (di Bandara Ngurah Rai). Ini rasanya sangat membahayakan nyawa manusia, bagaimana jika saat (pesawat) di atas bahan bakar menipis, mesinya ada kerusakan dan risiko lainya. Ini sangat membahayakan untuk arus keberangkatan dan kedatangan” ungkap politisi PDI-Perjuangan itu seraya menambahkan, jika pembangunan bandara baru sudah diwacanakan, Komisi V DPR RI pasti akan mendorong secepatnya agar bisa terealisasi.
“Pemerintah Provinsi Bali bisa menyiapkan lahannya dan menetapkan lokasinya. Segera diperhitungkan (lokasinya) agar pembangunan segera terlaksana. Kita minta Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR untuk Detail Engineering Design (DED) sudah harus diperhitungkan berapa keperluan biayanya dalam pembangunan tersebut. Yang diharapkan nantinya jika bandara sudah terealisasi, bisa menjadi bandara yang modern dan ramah lingkungan,” harapnya.
“Karena Bali sebagai tujuan wisata, dimana ada dua wisata di sini, religius keagamaan dan wisata budayanya yang sangat luar biasa. Menurut saya, pembangunan ini saya rasa nilai sangat penting sekali, karena di sini sering kali dijadikan event-event besar dunia dan nanti di tahun 2022 akan diadakan pertandingan sepak bola internasional U-20 yang akan dilaksanakan. Artinya semakin ke depan Bali harus (semakin) mempercantik diri,” pesan Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan saat ini pihaknya sedang mengembangkan visi pembangunan infrastruktur darat-laut-udara secara terkoneksi dan terintegrasi. Ia menegaskan, Bali sebagai salah satu tujuan destinasi wisata dunia, sangat memerlukan infrastruktur yang memadai agar para wisatawan yang berkunjung baik wisatawan nusantara maupun domestik bisa merasakan kenyamanan dan keamanan.
“Dalam pelaksanaan menghadapi lonjakan wisatawan lokal maupun luar, sering kali kami terkendala di bidang infrastruktur yang saat ini masih kurang baik. Seperti Bandara Ngurah Rai yang saat ini terminal dan juga landasan pesawat sudah perlu diperpanjang lagi. Untuk itu kami sudah mengeluarkan rekomendasi untuk pengembangan bandara agar kapasitas dan daya tampungnya lebih besar,” jelas Koster.
Jika di situasi normal untuk bisa take-off maupun landing di Bandara Ngurah Rai bisa menunggu kurang lebih 1-1,5 jam. “Kepadatan lalu lintas di udara sendiri dan juga terminal yang kurang kapasitas, sehingga antrean pesawat untuk parkir memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga dapat menyebabkan sirkulasi pesawat itu sendiri terganggu. Setelah kita perhitungkan, kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali sudah tidak memadai lagi, Sehingga perlunya pembangunan bandara baru,” tutupnya. (rni/sf)